Thursday, March 7, 2013

Cinta Analog

Mereka berkenalan tepat satu menit tiga puluh tujuh detik sejak lengan mereka bersinggungan. Tidak ada definisi yang terucap, hubungan mereka berlalu begitu saja. Masing-masing menjalani masing-masing. Tapi ada, selalu ada, waktu untuk bersama. Kadang waktu tersebut seperti detik mengunjungi menit. Kadang begitu lama seperti menit meniti hati-hati hingga tiba di penghujung jam.

Sebut saja ini kisah cinta si pemakai jam di lengan kiri dengan si pemakai jam di lengan kanan yang berakhir bisu. Ketika akhirnya si pemakai jam di lengan kiri pergi, pun tidak ada perpisahan yang terucap. Pun rindu. Pun kehilangan. Detik masih berlalu. Menit masih malu-malu melaju.

Hanya tanggalan yang menunggu diputar lebih maju dua hari sejak Februari kabisat di tahun itu.